Pendakian yang merupakan sebuah pelarian dari kegagalan dalam hidup, hihi. Ketika itu saya mengikuti sebuah ujian Toefl dan ternyata nilai skor belum mencapai target saya. Sedih rasanya karena merupakan sebuah hal yang penting sebagai persyaratan mendapatkan beasiswa.
Untuk menghilangkan kesedihan tersebut, teman saya mengajak untuk mendaki Gunung Kelud via tulungrejo. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menerima tawarannya, dan ditenami oleh adik. Saya ingat sekali perjalanan menuju bascamp kita tempuh dari kampung Inggris Pare sekitar dua jam.
Karena hujan, kita sempat berteduh di sebuah rumah tua yang ternyata dihuni oleh seseorang laki-laki lansia yang tinggal sendirian. Dia menyambut dan memperlakukan kita dengan hangat. Tak terasa malam pun tiba, dan akhirnya kita memutuskan melanjutkan perjalanan.
Hujan rintik-rintik ibarat sambutan mesrah ketika kita tiba di bascamp pendakian Gunung Kelud via Tulungrejo, Blitar. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Ternyata, Gunung Kelud dulu pernah menjadi wisata andalan di Blitar dan Kediri sebelum terjadinya letusan pada tahun 2014 silam.
Tetapi, gunung memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawannya dengan sajian kawahnya yang sangat memukau. Puncak-puncak yang ada sekarang, itu adalah sisa dari letusan besar saat itu. Back to story hihi.
Setelah sampai di bascamp, kita beristirahat sejenak. Namun, sepertinya alam tidak merestui kita untuk melanjutkan pendakian malam itu, ditandai dengan hujan deras. Akhirnya kita memutuskan untuk menginap di bascamp semalaman dan besok pagi baru kita memulai pendakian.
Simakasi atau Perijinan Pendaki
Pagi yang cerah terasa kala itu. Puncak Gunung Kelud sudah mendayu-dayu seakan memanggil. Kita segera memasak untuk sarapan. Setelah sarapan selesai, kita membagi tugas. Sebagian packing ulang bawaan kedalam carier, dan sebagian lagi bertanggungjawab untuk pembayaran simaksi.
Di sini, para pendaki harus menyiapkan beberapa persyaratan untuk pengisian formulir kesiapan, kelengkapan serta ketua tim pendakian. Jangan lupa juga untuk meninggalkan kartu tanda pengenal salah satu dari tim. Informasi pembayaran simaksi nihh yuk simak ya..
Pembayaran simaksi perorang dikenakan biaya Rp 15.000 ribu karena kita 10 orang totalnya menjadi 150.000 ribu. Parkir 5.000 ribu untuk kendaraan roda dua.
Sekilas informasi untuk menuju basecamp tidak ada transportasi umum. Jadi, disarankan menggunakan jasa ojek. Dari kota Wlingi ke pos perijinan (Kecamatan Tulungrejo) cukup jauh sekitar 30 menit. Hal yang tidak kalah penting lainnya yang harus disiapkan adalah menyiapkan persedian air yang cukup agar tidak kekurangan air karena dijalur pendakian tidak ada sumber air hingga pos 3. Karena itu, di pos perijinan banyak ditemui warung-warung yang menyediakan kebutuhan pendaki termasuk air.
Rute Pendakian Gunung Kelud
Berikut ini pengalaman saya saat mendaki Gunung Kelud dari bascamp 1 ke puncak lembusuro.
Bascamp ke Pos 1
Perjalanan pendakian kita dimulai dari bascamp atau biasa disebut dengan tempat registrasi para pendaki. ketika kita sudah sampai bascamp, sebenarnya ada beberapa alternatif pilihan untuk sampai ke pos satu, karena jalannya sudah beraspal dan masih banyak rumah-rumah warga dan pemandangan kebun warga. Jarak bascamp ke pos satu ini sekitar 1,5 kilo mater.
Alternatifnya bisa menggunakan jasa ojek dengan tarif 5.000 ribu saja. Karena kita mulai pendakiannya terlalu pagi, jadi belum ada ojek yang mangkal sehingga kita harus berjalan dari bascamp ke pos satu, menuju gerbang pendakian hutan pinus sekitar 1 jam 30 menit perjalanan.
Tapi tidak terasa kok karena disuguhkan dengan pemandangan yang indah hingga memasuki hutan pinus. Hitung-hitung juga pemanasan hehe. Pendakian berikutnya dari gerbang pendakian yang terdapat tulisannya Kelud Mount 1731 mdpl, tracking via Tulungrejo Blitar yang dipenuhi dengan hutan pinus dan banyak lahan luas untuk istirahat. Bahkan, banyak juga yang hanya camping diarea pinus tersebut.
Jalur pendakian masih landai dan tidak begitu menanjak karena masih melewati punggungan bukit. Jalurnya teduh banyak pepohonan, semak hinga area pohon bambu. tidak lama kemudian jalan mulai sempit dan mulai menanjak hingga menuju pos satu.
Pos 1 ke Pos 2
Pos satu merupakan tempat singgah sementara yang terdapat shelter yang disebut dengan Srenggono Bule. Di situ terdapat tanah lapang yang di bawahnya bisa digunakan untuk membangun tenda sementara. Namun, kini jalur pos satu tersebut sudah longsor dan sudah digantikan dengan pos satu yang baru, dengan jalur yang baru dan tidak jauh dari pos sebelumnya.
Selepas pos satu, jalur langsung menanjak. Kami menyusuri hutan rimbun dengan pepohonan yang sudah rapat. Sebagai hutan yang basah, jalur ini juga menjadi habibat lintah sehingga pendaki harus berhati-hati, khususnya ketika mendaki di musim hujan.
Menyusuri terus estimasi perjalan 1 jam 20 menit, dengan berjalan santai hingga semakin masuk ke dalam hutan dan menemui pos dua terdapat shelter di jalur pendakian yang biasa disebut pendaki dengan Rewondho Geni.
Jika pos satu masih terbuka, di pos dua sudah tertutup rapat dan juga merupakan shelter terakhir. Karena kita setiap pos bahkan harus menunggu teman, jadi waktu yang kita habiskan juga lumayan lama. Nggakpapa yang penting selamat sampai tujuan.
Pos 2 ke Pos 3
Pendakian kita lanjutkan menuju pos tiga dengan trek yang sama. Yaitu hutan yang rapat dan pepohonan lebat karena kami melewati kawasan Singo Ludoyo. Kawasan ini berupa jalan setapak rapat yang cukup melelahkan dan menguras air mineral. Ketika sudah mendekati pos tiga, maka akan terlihat area hutan sedikit terbuka dan di sebelah kanan tampak pegunungan Arjuno-Welirang.
Dari sini, puncak pos 3 tampak jelas tetapi masih harus melalui jalur rapat, menanjak dan berbelok-belok hingga sampai menemukan area yang terbuka yaitu di pos tiga. Estimasi waktu jika berjalan santai tanpa berhenti itu sekitar 1,5 jam perjalanan.
Pos tiga yang biasa disebut juga area camp Turonggo Pethak merupakan area lapang dengan pemandangan alam terbuka yang sangat indah. kita bisa menyasikan sunset dan sunrise di sini. Kita juga dapat menikmati sajian panorama indah di sepanjang jalur pendakian Gunung Kelud ini. Terlihat jelas juga Gunung Arjuno Welirang. Sedangkan di arah timur, tampak Gunung Butak yang juga sangat menawan.
Ketika itu kita merasakan di area camp ini sangat dingin karena hamparan terbuka. Jadi, disarankan untuk membawa jaket yang tebal dan jangan lupa sleeping bag yaa ditambah lagi dengan kopi, dan makanan khas pendaki yaitu mie instan. Makanan dan minuman akan terasa lezat ketika kita sambil menikmati sunset dan hamparan jalur Gunung Kelud dan pemandangan gunung lainnya.
Pos 3 Ke Camp Lembu Suro
Saya akan sedikit bercerita ketika di camp area pos 3, air yang kita bawa hanya tersisa satu liter yang digunakan untuk summit ke puncak dengan beranggotan 10 orang. Hal yang terpenting jika melakukan pendakian ke gunung kelud via tulungrejo agar bisa hemat minum air karena tidak ada sumber air dari pos 1 hingga puncak.
Jika ingin mengambil air harus turun ke air turjun Kilisu ada di bawah punggungan bukit jalur pendakian. Jalur air terjun sangat curam dan membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke bawah. Sehingga beberapa teman berpencar ditengah perjalanan menuju puncak untuk mengambil air karena untuk masak dan makan siangnya. Sebagian menunggu di area Camp Lembu Suro. Jika kamu punya banyak waktu, boleh dicoba.
Pendakian ke puncak Gunung Kelud dilanjutkan dari pos 3 menyusuri ilalang yang tinggi dan sangat panjang untuk menuruni bukit pertama. Alat tebas sangat berguna untuk melalui jalur ini. Perjalanan turun sangat curam dan melelahkan. Jadi, wajib berhati-hati dan disarankan juga menggunakan sarung tangan untuk menuruni bukit yang sangat terjal.
Sampai di bawah, ada sekitar tiga tanjakan bukit dan tiga turunan lagi yang harus dilalui hingga mencapai batas vegetasi. Jalurnya sempit berupa trek tanah, terkadang juga berbatu yang tajam, dan nyaris tertutup semak semak yang tinggi. Kita dapat menyaksiakan dan ditemani pemandangan yang indah ketika mendekati Gunung Melewati lembah.
Mendekati batas vegetasi, jalur sudah terbuka menampakan area yang luas dan dipenuhi dengan batu krikil. Batas vegetasi ini adalah area camp Lembu Suro. Jika kamu melakukan camp di sini, memang tidak senikmat saat camp di pos tiga karena area ini banyak dipenuhi kerikil. Pemandangan pegunungan hijau di sekitarnya tampak gagah dan indah. Untuk mencapai ke puncak, kita harus melipir ke tebing sebelah kanan.
Camp Lembu Suro ke Puncak
Melanjutkan perjalanan untuk menuju Alun-alun Agung kita cukup mengikuti jalur ke area berbatu yang cukup terjal dan melipir ke tebing. Kita diharuskan berhati-hati karena jalurnya bebatuan dengan jurang di bawahnya yang cukup tinggi. Selain itu, di sebelah tebing ada beberapa jalur pasir yang lebih aman dilalui.
Untuk mencapai puncak Gunung Kelud, selain kita harus merayap perlu sedikit memanjat di area berbatu dan berpasir hingga sampai di atas. Setelah sampai di atas, tibalah di area alun-alun Agung yang merupakan area padat berpasir yang cukup luas, lebar dan membentuk seperti sebuah persimpangan.
Pendakian bisa dialnjutkan ke kanan atau ke kiri jika kamu ingin mencari view. Di puncak bibir kawah Gunung Kelud tampak memanjang dengan tebing di sebalah kanan yang disebut dengan Puncak Sumbing. Kita melanjutkan menuju puncak kawah Gunung Kelud. Sepanjang jalan ini tampak pemandangan pegunungan dan jalur yang eksotis.
Setelah sampai di puncak, kita menikmati dan tidak lupa untuk mengabadikan moment. Ketika pendakian ini kita lakukan h-2 hari sebelum lebaran Idul Adha. Jadi, suasana sepi kita hanya bertemu pendaki rombongan dari Probolinggo dan juga dua pendaki yang tektok. Singkat cerita, kita turun sampai di bascamp sekitar jam 8 malam. Kita istirahat satu jam dan langsung memutuskan kembali ke Kediri karena harus pulang ke Tuban guna melaksanakan Sholat Idhul Adha paginya. Hehe.
Sekian dari cerita dan informasi perjalanan pendakian pribada saya ke Gunung Kelud via Tulungrejo Blitar. Salam lestari.